Assalam Muallaikum.Wr.Wb

Google
WWW putri-cempaka.blogspot.com

STREAMING RADIO ISLAM

assalam muallaikum.wr.wb...

Bermain online rasanya tak lengkap klo tidak sambil mendengarkan dakwa, kajian dan ajaran-ajaran islam lainnya....
dengan begitu sungguh terasa bahwa waktu sangat berharga...
ya walau sekedar buka-buka facebook atau twitter, mencoba untuk mencuri-curi ilmu juga ga salahkan?
ku akui aq harus lebih banyak belajar tentang agama...
tapi cobalah untuk berbagi dari apa yang kita tidak tahu...sama-sama kita belajar yuk :)

1.radio rodja
2.radio muslim
3.radio hang 106 fm
4.radio assunnah
5.sabili

semoga dapat bermaaf ya teman-teman....
wassalam..
"baca selengkapnya"

Belajar dari Anak Kecil

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“Aku capek Yah, sangat capek …aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
Aku juga capek karena harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …
Aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang…
Lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karena ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” …
Sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. “Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa Yah?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti Nak”
” Mengerti apa Yah? aku belum mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

sumber : oase
"baca selengkapnya"

Kemarahan Tidak Akan Mengubah Perilaku Siapapun

Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, kemudian bertanya, ”Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika saya amalkan saya akan masuk surga.”

Seorang laki-laki datang lagi dan bertanya, ”Wahai Rasulullah, perintahkanlah suatu amalan untuk saya dan sedikitkanlah.”

Laki-laki ketiga datang dan bertanya, ”Apa yang bisa menyelamatkan saya dari murka Allah?”

Semua pertanyaan ini dijawab oleh Rasulullah, ”JANGAN MARAH!”

Marah adalah luapan emosi atau memuncaknya rasa kesal pada diri seseorang ketika ada sesuatu yang tidak sejalan dengan keinginannya atau harapan-harapannya. Tak seorangpun di dunia ini yang lahir tanpa sifat marah. Hanya saja, di kemudian hari potensi marah ini berkembang, bisa ke arah positif atau negative. Nah, potensi marah ini dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti lingkungan, pola didik dan pola asuh, pengalaman hidup, budaya, jenis kelamin dll.

Rasulullah SAW, sebagai pribadi yang paripurna, pernah marah. Tetapi, beliau HANYA marah ketika hak-hak Allah dilanggar. Inilah sebenarnya tujuan dari dianugrahkannya sifat marah kepada hamba-hamba Allah, yaitu, agar tegak kalimah Allah di muka bumi. Artinya kita sah-sah saja marah, selama alasannya benar. Anak tidak shalat misalnya, anak berbohong atau mengambil hak orang lain dsb.

Tetapi kita terkadang marah untuk hal-hal yang tidak prinsip. Anak tidak mau mandilah, anak tidak gosok gigilah, anak tidak mau tidurlah, atau anak memecahkan barang, dll. Yang jika dikaji ulang, sebenarnya kemarahan kita berpangkal pada keegoisan kita sebagai orang tua. Kita memaksakan kehendak kita kepada mereka. Kita menuntut mereka melakukan apa yang kita mau.

Saya teringat seorang anak yang kira-kira baru berusia 2 tahun–yang saya temui ketika saya menemani anak saya mengikuti sebuah lomba di Mall–ketika ia meronta-ronta dalam dekapan ibunya. Kebetulan kami duduk bersebelahan. Awalnya ibu itu membentak-bentak anaknya supaya diam. Ketika bentakannya tidak jua dihiraukan si anak, mulailah sang ibu mengguncang-guncang bahu anaknya. Si anak membalas “menjambak rambut” ibunya. Sang ibu bertambah marah, kemudian mendekap anaknya sedemikian rupa, agar tidak bergerak. Sungguh tayangan yang menyedihkan.

Sesungguhnya, kemarahan tidak akan mengubah perilaku siapapun. Bisa jadi anak diam sesaat setelah dimarahi. Bisa jadi seseorang menjadi rajin setelah dimarahi tapi ini berlaku sesaat. Bisa jadi anak menjadi baik setelah dimarahi, tapi tidak menjadi sifat dasar.

Untuk tidak marah, sungguh pekerjaan yang sulit. Tetapi, ketika kita dapat mengendalikan kemarahan kita, sungguh sesuatu yang menyenangkan dan melegakan.

Saya pernah berada dalam kondisi yang demikian marah kepada anak-anak saya. Dalam hati, saya benar-benar ingin mencubit mereka. Tapi saya berusaha sekuat hati menahannya. Saya tarik nafas dalam-dalam, kemudian saya beristighfar dan memohon agar Allah memberi saya kesabaran dalam menghadapi anak-anak saya. Cukup lama, saya dalam pergulatan untuk menahan kemarahan saya. Akhirnya kemarahan saya perlahan-lahan lenyap. Dan saya merasa lebih bahagia.

Selalu ada alasan untuk marah. Berarti juga, selalu ada alasan untuk TIDAK marah. Atau paling tidak, bagaimana marah secara positif.

Inilah pentingnya menarik nafas sejenak, ketika kemarahan memuncak. Agar kita dapat berfikir ulang, perlukah kemarahan ini? Tepatkah? Harapannya, agar kita tidak marah kepada hal-hal yang tidak prinsip. Jujur, kita sering lebih marah ketika anak-anak main berlebihan ketimbang ketika mereka tidak shalat misalnya.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surge yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”(Q.S. Ali Imran : 133-134).
"baca selengkapnya"

SYUKURILAH NIKMAT YG DIBERI

" Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia."
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"

Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

" Hidup adalah anugerah "

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar  

-> Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu 

-> Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu 

-> Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu 

-> Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu 

-> Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai 

-> Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh 

-> Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu 

-> Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain 

-> Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu 

-> Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

SUMBER : C i
"baca selengkapnya"

KUKU-GIGI-HATI PEREMPUAN

Cinta laki-laki seumpama gunung. Ia besar tapi konstan
dan, sayangnya, rentan. Sewaktu-waktu ia bisa saja meletus
memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya.
Cinta perempuan seumpama kuku. Ia hanya seujung jari, tapi
tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus
bertambah. Jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi
Perumpamaan di atas terilhami melalui sebuah dialog dalam
adegan film Bulan Tertusuk Ilalang karya Garin Nugroho.
Betapa menakjubkan. Dan kalimat itu mengingatkan saya pada
kenangan tentang sahabat saya dan mamanya ketika masa-masa
SMP-SMU dulu.
Kala itu, nyaris setiap hari saya main ke rumahnya yang
jauh di selatan kota. Saya tahu dia anak orang kaya.
Papanya, pimpinan sebuah instansi pemerintah terkemuka di
kota saya, dan mamanya adalah ibu rumah tangga biasa. Saya
tak heran mendapati barang-barang bagus dan bermerk di
rumahnya yang masih dalam tahap renovasi. Sofa yang empuk,
televisi yang besar. Saya hanya bisa berdecak kagum
sekaligus iri.
Tapi, lama-lama saya menyadari bahwa isi rumah itu makin
kosong dari hari ke hari. Perabotan yang satu per satu
lenyap dan televisi yang "mengkerut" dari 29 inchi ke 14
inchi. Perubahan paling mencolok adalah wajah mama sahabat
saya. Suatu saat ketika ia berbicara, tak sengaja saya
dapati bahwa mama sahabat saya itu kini ompong! Kira-kira
2-3 gigi depannya hilang entah kemana.
Saya tak berani, lebih tepatnya tak tega, untuk bertanya.
Saya juga tak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan
sendiri. Yang jelas, sebuah suara, jauh di lubuk hati saya
bergema: "Sesuatu yang buruk telah terjadi di rumah itu!"
Benarlah, tanpa diminta akhirnya sahabat saya datang
berkunjung ke rumah. Setengah berbisik, manahan tangis, ia
bercerita bahwa papanya selingkuh dengan perempuan lain
dan karenanya, nyaris tak pernah pulang ke rumah. Dan ini
bukan main-main, perempuan itu hamil dan menuntut
pertanggung jawaban papanya.
Dengan emosi ia bercerita bahwa papanya mengajaknya ke
rumah perempuan itu dan meminta sahabat saya untuk
memanggilnya dengan sebutan "Mama". Sebuah permintaan
menyakitkan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh
sahabat saya. "Mamaku cuma satu!" tangkisnya tegar saat
itu. Dan misteri tentang gigi mamanya yang tiba-tiba
ompong, barang-barang mewah dan perabot yang satu per satu
menghilang dari rumahnya pun terkuak sudah. Semuanya
adalah akibat ulah papanya jua.
Dan setengah frustasi ia mengadu pada saya bahwa ia harus
menanggung semua beban berat itu sendirian karena kakak
satu-satunya yang kuliah di luar kota tak peduli dan tak
mau memikirkan masalah itu. Mamanya pun "yang lemah
lembut" tak bisa berbuat banyak dengan kelakuan suaminya.
Ia cuma bisa pasrah, gigi yang ompong itu buktinya. Dan
saya? Hanya doa dan motivasi yang bisa saya berikan agar
sahabat saya itu tabah dan tak putus berdoa.
Toh sekarang, setelah lama peristiwa itu berlalu, doa
sahabat saya pun dijawab oleh Tuhan. Ketika itu menjelang
kelulusan SMU, ia bercerita pada saya bahwa papanya sudah
"sembuh", bertobat, dan kembali ke pangkuan istri dan
anak-anaknya. Nasib the other women itu entah bagaimana.
Sampai di sini persoalan beres. Dan saya takjub
mendengarnya, senang sekaligus heran.
Bagaimana mungkin masalah pelik ini bisa selesai semudah
itu? Nurani keadilan saya berontak. Saya tak habis pikir,
betapa mudahnya mama sahabat saya itu memaafkan dan
menerima kembali suaminya setelah semua yang dia lakukan.
Lelaki itu tak cuma berkhianat, tapi juga menyakiti
fisiknya, merontokkan gigi-gigi depannya, tak menafkahi
anak-anaknya dan nyaris mengosongkan isi rumahnya. Dan ia
memaafkannya begitu saja?! Sebuah kenyataan yang ternyata
banyak juga saya temui di masyarakat kita. Perselingkuhan
dan kekerasan dalam rumah tangga yang bisa diselesaikan
dengan mudah, hanya dengan kata maaf. Mungkin inilah yang
disebut orang sebagai "CINTA"
Papa sahabat saya adalah laki-laki dengan cinta sebesar
gunung, dan ketika ia meletus, laharnya meluap ke
mana-mana, menghanguskan apa saja, melukai fisik dan
terutama hati dan jiwa istri dan anak-anaknya.
Mama sahabat saya adalah perempuan dengan cinta sebesar
kuku. Memang cuma seujung jari, tapi cinta itu terus
tumbuh, tak peduli jika kuku itu dipotong, bahkan jika
jari itu cantengan dan sang kuku terpaksa harus dicabut,
meski sakitnya tak terkira, kuku itu akan tetap tumbuh dan
tumbuh lagi.
Sebuah cinta yang mengagumkan dari seorang perempuan yang
saya yakin tak cuma dimiliki oleh mama sahabat saya itu.
Cinta yang terwujud dalam sebuah tindakan agung:
"Memaafkan". Sebuah tindakan yang butuh kekuatan besar,
butuh energi banyak, yang anehnya banyak dimiliki oleh
makhluk (yang katanya) lemah, bernama perempuan.

Sumber : SM-CN
"baca selengkapnya"

BELAJAR ONLINE DENGAN BLOG

Sudah jamannya untuk kita semua membuat perkembangan dan berbagi dengan blog....
blog adalah lembar online tempat kita mencurahkan apapun yang ingin kita bagi kepada sesama...
yah, walaupun dibilang cuma ecek-ecek'an tapi mungkin bermanfaat untuk kita.
berikut adalah macam-macam blog gratis yang bisa kita pergunakan :

  1. Wordpress.com
  2. Wokaylah.com
  3. Blogger/blogspot.com
  4. Blogster.com 
  5. Blog Rediff (Rediffland.com) 
  6. Blogsome.com 
  7. Bahkan kabarnya yahoo juga menyediakan layanan blog gratis
untuk baca lebih jelasnya silakan DOWNLOAD persi PDF
"baca selengkapnya"

MINAL AIDIN WAL FAIDZIN atau TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM yang mana ya?

Di tiap lebaran idul fitri kita selalu mengucapakan :
" Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Dan Batin"

sepertinya memang sudah jadi budaya orang Indonesia adalah ucapan “minal aidin wal faidzin” biasanya diikuti dengan "mohon maaf lahir dan batin". Jadi seolah-olah minal 'aidin wal faizin itu artinya mohon maaf lahir dan batin.
dan itulah yang selama ini aku terima dari lingkunganku kecil....hingga aku dewasa dan mendapatkan wawasan apa itu MINAL AIDIN WAL FAIDZIN ?

Silakan Download persi PDF

Minal 'aidin artinya dari golongan yang kembali...
wal faizin artinya dari golongan yang menang...
Jadi makna ucapan itu adalah semoga kita termasuk golongan yang kembali (maksudnya kembali pada fitrah) dan semoga kita termasuk golongan yang meraih kemenangan.

Kalau mau mengucapkan mohon Maaf lahir Bathin versi Arab :
"Afwan.....tapi orang Arab pun tidak lazim mengucapkan AFWAN Zhahir Wal Bathiiin.....
biasanya buat orang Arab, kata-kata Afwan sudah cukup menunjukkan rasa "SORRY" yang tulus dan mendalam, tidak perlu lagi dipanjangkan dengan Lahir dan Bathin......"

tetapi yang paling pantas kita ucapkan sebaiknya sesuai ajaran Rasulullah SAW yaitu:
" TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM”

Rasulullah biasa mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum kepada para sahabat, yang artinya semoga Allah menerima aku dan kalian. Maksudnya menerima di sini adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan.

Beberapa sahabat menambahkan ucapan shiyamana wa shiyamakum, yang artinya puasaku dan puasa kalian. Jadi ucapan ini (shiyamana wa shiyamakum) bukan dari Rasulullah, melainkan dari para sahabat.

tapi perlu diingat...kutipan dari http://vitasarasi.multiply.com
Yaitu yang bersumber dari peristiwa diterimanya taubat seorang shahabat nabi SAW,

Yaitu Ka'ab bin Malik. Saat Allah mengumumkan bahwa taubatnya diterima, berduyun-duyun para shahabat yang lain bahkan termasuk Rasulullah SAW ikut memberikan ucapan selamat.

Sekedar menyegarkan ingatan, shahabat Ka'ab bin Malik adalah salah satu di antara mereka yang membolos tidak ikut Perang Tabuk. Lalu sebagai hukumannya, beliau diboikot untuk tidak boleh diajak berbicara bahkan diasingkan selama beberapa lama. Setelah selesai masa hukumannya, Allah SWT kemudian menerima taubatnya. Saat itu kemudian Rasulullah SAW pun ikut memberikan ucapan selamat.

Ketika Aku mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW, beliau sambil menurunkan wajahnya karena bahagia bersabda,"Berbahagialah dengan hari terbaik yang melawatimu semenjak kamu dilahirkan ibumu." (HR Bukhari)

Maka ucapan selamat itu datang dari mulut nabi SAW sebagai ungkapan ikut berbahagia yang sedang dirasakan oleh Ka'ab saat itu. Dan sebenarnya, siapapun sah-sah saja mengungkapkan rasa turut berbahagia dengan beragam ungkapan, tanpa harus diatur-atur secara baku. Sebagaimana setiap orang dibolehkan mendoakan temannya dengan lafadz yang disukainya.

Semoga uraian ini bermanfaat dan mohon arahannya sekiranya apa yang saya muat ternyata terdapat kesalahpahaman karena manusia tidak luput dari kesalahan dan semoga kita termasuk kedalam golongan yang Senantiasa Melakukan Perbaikan....amin...
"baca selengkapnya"
 

ShoutMix chat widget
>